Langit gelap menaungi riuh lalu lalang kesibukan manusia. Cahaya lampu menyorot sana sini. Suara klakson nyaring berbunyi. Pada suatu rumah, di sudut kota. Nyaris tak terdengar hiruk pikuk aktivitas penduduk bumi. Seorang wanita menyandarkan kepala di sudut ruangan. Gelap bukan lagi perihal langit, tapi juga pikirannya. Kemudian sesak bukan saja karena lalu lalang kesibukan manusia, tetapi juga gemuruh di dada. Jua, air mata adalah hujan yang tiada henti mengalir di pipinya. Di sudut ruang itulah, kepingan raga yang lelah ia biarkan rehat. Meski jiwanya tak benar-benar istirahat. Sekian gelap malam telah dilewati dengan bayangan menakutkan dari segala pikir. Rembulan jua tak tahu harus memberikan nasihat apa. Terlalu rumit, ungkapnya kala itu. Malam yang panjang ia habiskan untuk memandangi layar. Menyaksikan perjalanan dua dasawarsa yang tak terasa telah ditempuh. Kata orang, ia introvert. ansos. kuper. pendiam. Padahal diamnya menyeru lantang suara. Hanya orang yang men